CakepNews – Kepala operasi di rumah sakit Dar al-Shifa yang terkepung di Kota Gaza. Sejak Jumat, pasukan Israel termasuk tank dan penembak jitu telah mengepung rumah sakit tersebut. Kemarin, ada banyak laporan tentang orang-orang yang ditembak saat mereka berusaha melarikan diri, dan ada orang-orang yang tewas dan terluka masih terbaring di tanah di pintu masuk rumah sakit.
Di unit perawatan intensif neonatal, tiga dari 39 bayi prematur telah meninggal dan nyawa bayi yang tersisa tergantung pada keseimbangan.
“Kami kehilangan nyawa satu bayi hari ini, kemarin kami kehilangan dua, dan saya khawatir semua bayi akan kehilangan nyawanya,” kata Abu Sada.
Setelah pemboman perpanjangan ke unit perawatan intensif, Abu Sada mengatakan bahwa staf di al-Shifa memindahkan seluruh unit neonatal ke ruang operasi yang sebelumnya digunakan untuk pasien jantung dan menempatkan bayi di tempat tidur di sana, sepuluh ke tempat tidur, dalam upaya untuk membuat mereka nyaman meskipun kurangnya kontrol suhu yang diperlukan untuk membuat mereka tetap hidup.
“Unit neonatal tidak terhubung ke unit bedah utama di dalam kompleks medis al-Shifa, berbahaya untuk pergi dari gedung utama untuk mengambil bayi,” katanya. “Kami menelepon Komite Palang Merah Internasional dan Israel hanya untuk memastikan perjalanan bayi-bayi itu dari ICU neonatal ke space pembedahan.”
“Ke mana kita bisa mengevakuasi lebih dari 30 bayi?”katanya, menanggapi tuntutan pejabat Israel untuk mengevakuasi pasien dari al-Shifa, yang berisi unit neonatal terbesar di Gaza. Dar al-Shifa adalah rumah sakit terbesar dan dengan sumber daya paling baik di Gaza, dan landasan sistem perawatan kesehatannya.
“Kami tidak lagi memiliki pasokan oksigen, atau bahkan bahan bakar untuk menjalankan generator,” katanya, merujuk pada unit neonatal dan sumber daya di seluruh rumah sakit.
